Pasti Anda sering mendengar jika ada beberapa penyakit yang diderita oleh seseorang karena faktor keturunan. Diabetes melitus misalnya, lemah jantung, paru-paru, gangguan kejiwaan dan penyakit lainnya.
Hal ini memang benar adanya, karena informasi genetik yang ada pada orang tua akan diturunkan pada anak-anaknya. Informasi genetik ini diturunkan melalui sebuah gugusan asam nukleat yang dinamakan DNA.
DNA sendiri berada di seluruh sel tubuh manusia. Karena seperti namanya, DNA berada pada sebuah inti sel atau nukleus, makanya dinamakan gugusan asam nukleat.
Melalui DNA ini tak hanya penyakit yang diturunkan, tapi juga informasi biologis lainnya. Seperti misalnya golongan darah. Sebut saja ketika seorang ayah memiliki golongan darah A, ibu memiliki golongan darah O, maka anaknya bisa memiliki golongan darah A atau O.
Untuk mengetahui hal-hal seperti ini tidaklah sulit, karena sudah ada teori yang bisa digunakan untuk mengupas tuntas sejarah atau silsilah warisan genetik keluarga khususnya untuk cara atau pola penurunan penyakit yang dinamakan dengan analisis pedigree.
Melalui analisis ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain yaitu:
- Mengetahui pola penurunan penyakit dari keluarga di derajat di atas kita, seperti orang tua, kakek nenek dan maupun di derajat menyamping.
- Mengetahui lebih dini bagaimana cara penyakit bisa timbul.
- Mengetahui probabilitas atau kemungkinan terjadinya suatu penyakit pada suatu kondisi biologis tertentu.
- Untuk berjaga-jaga dan mawas diri atau menghindari hal-hal tertentu yang akan semakin membuat terpicunya sebuah penyakit.
- Mengetahui seberapa berat penyakit yang mungkin diderita dibandingkan penderita-penderita sebelumnya di kalangan keluarga.
Memang tak semua orang bisa melakukan analisis seperti ini, tapi Anda bisa menghubungi para ahli untuk melakukan hal ini. Cara penggambaran analisis ini sebenarnya mudah, yaitu dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Untuk perempuan biasanya digunakan simbol bulat, dan laki-laki bujur sangkar. Untuk seseorang yang dianalisis digambarkan dengan warna tertentu, bisa merah atau orange.
Dalam menggambarkan hubungan perkawinan digunakan garis horizontal, sedangkan untuk menggambarkan hubungan anak dan orang tua digunakan garis vertikal.
Disini, faktor-faktor yang dianalisis ada beberapa. Seperti misalnya apakah antar pasangan ada gen resesif yang akan bertemu. Seperti misalnya gen resesif untuk seseorang yang menderita buta warna.
Gen resesif ini digambarkan dengan huruf c (kecil), dimana biasanya gen ini terpaut pada kromosom X. Misalnya untuk laki-laki, kromosomnya akan digambarkan dengan XY.
Maka jika seorang laki-laki ini menderita buta warna, maka pasti gennya akan terlihat XcY. Melalui analisis pedigree maka akan diketahui kemungkinan terjadinya hal ini.
Jika digambarkan dengan analisis pedigree akan terlihat gambaran seperti berikut ini:
- Seorang lelaki normal akan memiliki kromosom XY.
- Wanita normal akan memiliki kromosom XX, akan tetapi jika seorang membawa gen resesif buatan warna maka kromosomnya adalah XcX.
- Ketika lelaki normal (XY) bertemu dengan wanita normal (XX) maka tidak akan ada lelaki dengan penyakit buta warna.
- Sebaliknya jika ada lelaki normal (XY) bertemu dengan wanita carrier (XcX) maka akan terjadi lelaki buta huruf XcY.
Khusus untuk penyakit buta huruf ini, biasanya akan diderita para lelaki. Karena meskipun seorang wanita menjadi pembawa kemungkinan buta huruf dengan digambarkan Xc, tapi ketika kromosom ini bersama-sama atau homozigot yaitu XX, maka gen resesif c tidak akan muncul.
Selain, buta huruf masih banyak lagi penyakit yang bisa dideteksi dengan analisis pedigree ini. Seperti bisu tuli, hemofilia bahkan kemampuan menggulung lidah.